Kamis, 03 April 2008

Setahun LAPAN-TUBSAT di Orbit

BOGOR -- Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) merayakan setahun satelit mikronya berada di orbit. Selain memperkaya data satelit di tanah air, Satelit Lapan-Technische Universitat Berlin (Lapan-Tubsat) berhasil mendorong para peneliti Indonesia menguasai sejumlah subsistem utama satelit.
"Ini membuktikan bahwa para peneliti Indonesia mampu merancang bangun satelit dengan keandalan tinggi," kata Kepala Lapan Adi Sadewo Salatun ketika membuka "Seminar Satu Tahun Satelit Lapan-Tubsat Beroperasi di Orbit dan Pengembangan Satelit Berikutnya" di IPB International Convention Center, Botani Square, kemarin.

Satelit mikro berbobot 57 kilogram Lapan-Tubsat dirakit dan diuji oleh insinyur-insinyur Indonesia di Berlin, Jerman. Satelit ini meluncur ke orbit polarnya setinggi 630 kilometer dengan menumpang roket India pada 10 Januari 2007. Sempat menjalani pengujian di orbit selama tiga bulan, Lapan-Tubsat kini terbiasa memasok gambar-gambar video resolusi 5 meter dan 200 meter yang diinginkan.

Seluruh data gambar video yang dihasilkan, seperti Bandara Changi di Singapura serta Gunung Merapi dan Bromo di Pulau Jawa, dikonversi menjadi data digital dan dikoreksi secara geometris hingga menghasilkan peta-peta tematik. "Satu tahun ini bukan hanya memberi pengalaman soal mengolah hasil, tapi juga kontak dengan negara-negara lain di forum Internasional Telecommunication Union untuk pengurusan frekuensi, bernegosiasi dengan Lembaga Antariksa India, dan ini yang terpenting, pengalaman engineering," katanya.

Khusus untuk yang terakhir, Adi menyebutkan, di antaranya keberhasilan pemeliharaan panel surya satelit, penanganan kapasitor yang mudah meledak, dan merawat roda momentum yang gampang macet. "Mudah-mudahan satu tahun lagi masih survive," katanya.

Berdasarkan pengalaman dengan Lapan-Tubsat, dalam seminar itu pula Adi dan para insinyurnya mengumumkan rencana berikutnya untuk membuat satelit mikro yang lebih maju, bukan lagi di Jerman, melainkan di Indonesia. Satelit yang akan didesain memiliki sistem navigasi sendiri itu dicita-citakan bisa meluncur ke orbit ekuatorial pada 2010. "Kalau tidak mungkin empat sekaligus sebagai sebuah konstelasi, kami akan bikin satu dulu untuk membuktikan bahwa kami bias membuatnya," kata Adi menyinggung terbatasnya dana riset yang didapat instansinya.

Tidak ada komentar: