Sabtu, 05 April 2008

apakah DNA merupakan bahan konduktor??

Bisakah DNA mengalirkan arus listrik? Beberapa ahli fisika mengklaim bahwa DNA bisa berfungsi sebagai superkonduktor. Namun, beberapa yang lainnya meragukan kemampuan itu. Bahkan, para ahli biologi kabarnya cukup skeptis dengan kemungkinan DNA bisa berfungsi sedemikian rupa.
Hipotesis itu muncul karena molekul pada DNA bisa mentransportasikan elektron melalui beberapa pasang DNA.

Molekul-molekul tersebut bahkan melakukan proses respirasi yang bisa mengontrol perekayasaan gelombang nano.

Para periset dari Universitas California Los Angeles (UCLA) Amerika Serikat, telah meneliti serpihan kuku dari jenazah yang berisi DNA orang yang mati itu, bisa menghantarkan listrik. Tetapi ini semua tergantung pada kelembaban yang ada, juga variasi DNA yang mungkin ada dalam suatu rantai.

Lapisan DNA yang terpolarisasi oleh air, molekulnya bisa membungkus DNA. Hal ini menjadikan materi biologi itu bisa menjadi konduktor untuk menghantarkan listrik.

"DNA memiliki lapisan air yang ada di rantai DNA pada setiap kondisi. Kami memiliki sistem untuk mengubah lapisan air dan menunjukkan bahwa potensi menghantarkan listrik itu timbul dari molekul air tidak pada elektron DNA," kata ilmuwan George Gruner.

Sebelum hipotesis seperti itu, DNA memang menunjukkan kemampuan menghantarkan listrik dan panas, tetapi tidak secara langsung. Menanggapi hal ini para ilmuwan di UCLA cenderung menyebut kemampuan menghantarkan listrik itu lebih disebabkan karena faktor air.

Air merupakan molekul yang bila dialiri elektron dapat menghantarkan arus listrik. Tetapi air tidak bisa menghantarkan secara bebas dari molekul ke molekul untuk menghasilkan arus listrik langsung.

Jadi, dengan kesimpulan itu menurut ilmuwan Peter Armitage kepada New Scientist, DNA tidak bisa menghantarkan listrik.

Sementara itu, ilmuwan Phuan Ong dari Universitas Princeton New Jersey mengatakan, DNA memang insulator. Hal ini berdasarkan percobaan yang dilakukannya dengan memisahkan air dan garam yang ada pada DNA, kemudian mengikatkannya dengan elektrode.

Sebagian memang masih memperdebatkan kemungkinan DNA bisa berfungsi sebagai konduktor. Pendapat ini sebetulnya sudah muncul sekitar 10 tahun lalu, setelah ilmuwan melihat kenyataan yang mengelilingi rantai ganda DNA adalah air, garam, dan elektrode yang mungkin saja mampu memberikan efek lainnya.

DNA sebagai konduktor ini pernah diyakini karena rhenium atoms yang melapisi molekul DNA. Percobaan menunjukkan, DNA bisa menjadi konduktor hanya dalam waktu yang pendek, tidak dalam waktu yang lama.

Ini bergantung pada molekul yang bersifat konduktor itu yang bergerak antara pasangan DNA. Untuk melakukan percobaan itu, para ilmuwan menggabungkan energi melalui kuantum mekanik yang dikenal dengan sebutan tunnelling.

Kemungkinan DNA sebagai konduktor ini antara lain disimpulkan ahli kimia Bernd Giese dari Universitas Paris Prancis yang mengatakan, DNA adalah materi biologi semi konduktor.

"Jadi, mungkin DNA menghantarkan listrik," ujarnya.

Tidak ada komentar: