Kamis, 03 April 2008

PENGAMATAN AKTIVITAS MATAHARI DAN CUACA ANTARIKSA

Bilangan sunspot
Aktivitas matahari bervariasi dengan periode sekitar 11 tahun. Aktivitas matahari antara lain ditunjukkan oleh kemunculan bintik matahari (sunspot) di permukaannya. Umumnya bintik matahari muncul dalam satu kelompok (grup). Makin banyak bintik yang muncul di permukaan matahari, maka tingkat aktivitas matahari dikatakan makin tinggi, dan sebaliknya. Bilangan sunspot adalah parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat aktivitas matahari. Bilangan sunspot (R) dihitung sebagai berikut:

R = k(10g + f)

dimana :
k adalah faktor koreksi (tergantung pada pengamat dan peralatan)
g adalah banyaknya grup bintik yang muncul di permukaan matahari
f adalah banyaknya bintik individu

Pengamatan Matahari
Untuk mengetahui aktivitas matahari, perlu dilakukan pengamatan. Di LAPAN Bandung pengamatan dilakukan dengan menggunakan teleskop Celestron NextStar 8i, yang mempunyai diameter selebar 8 inchi dan menggunakan filter ND5 yang bisa mereduksi intensitas sinar matahari sebesar 105 kali. Pemotretan dilakukan dengan menggunakan kamera digital Nikon Coolpix 5400.Untuk mengetahui aktivitas matahari minggu ini click disini

Cuaca Antariksa
Menggambarkan kondisi di antariksa yang mempengaruhi Bumi dan sistem teknologinya. Cuaca antariksa adalah sebagai akibat dari perilaku matahari, sifat dari medan magnetik Bumi, dan lokasi kita dalam tata surya kita (solar system.)". Cuaca Antariksa terkait dengan kondisi pada matahari, angin surya, magnetosfer dan ionosfer, dan termosfer yang dapat mempengaruhi kinerja dan keandalan sistem teknologi yang berada di antariksa dan landas bumi. Dalam tata surya, cuaca antariksa sangat dipengaruhi oleh kecepatan dan kerapatan angin surya (solar wind) dan medan magnetik antarplanet (interplanetary magnetic field (IMF) yang dibawa oleh plasma angin surya. Variasi fenomena fisis yang terkait dengan cuaca antariksa, termasuk badai geomagnetik (geomagnetic storms) dan substorms, memberikan energi pada Van Allen radiation belts, gangguan-gangguan ionosfer dan scintilasi, aurora dan arus induksi geomagnetik (geomagnetically induced currents) di permukaan Bumi.

Berbagai Aktivitas matahariseperti sunspot, flare, prominensi dan filamen, Coronal Mass Ejections(CME) dan kaitannya dengan gelombang kejut (shock waves) juga penting menggerakkan cuaca antariksa yang dapat menekan magnetosfer dan memicu terjadinya badai geomagnetik. Partikel-partikel energetik matahari (Solar energetic particles), dipercepat oleh coronal mass ejections (CME) atau flare matahari (solar flares).

Cuaca antariksa mempengaruhi kinerja dan keandalan sistem teknologi yang berada di antariksa dan landas bumi. Variasi fenomena fisis yang terkait dengan cuaca antariksa seperti badai geomagnetik (geomagnetic storms) dan substorms, memberikan energi pada Van Allen radiation belts sehingga dapat menimbulkan aurora, arus induksi geomagnetik (geomagnetically induced currents) di permukaan bumi, serta perubahan kondisi ionosfer yang dapat menyebabkan gangguan komunikasi dan navigasi

Tidak ada komentar: